MAKALAH
UNIVERSITAS
GUNADARMA
TEMA
: MENUMBUHKAN KESADARAN AKAN CINTA TANAH AIR
JUDUL : UPAYA
MENANAMKAN RASA CINTA TANAH AIR
MELALUI
ALAT MUSIK ANGKLUNG
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
NAMA : ERNESTINA FORTUNE A
KELAS : 2EA11
NPM : 12212544
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kelimpahan karunianya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul . Saya sadari makalah ini belum sempurna , maka dari itu
saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Terima
kasih.
Jakarta
, 17 April 2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, setiap
manusia memiliki rasa cinta terhadap siapapun dan apapun. Baik cinta terhadap
sesama, makhluk hidup lain, maupun pada negara. Negara merupakan suatu kesatuan
dimana sekelompok manusia yang menyebut diri mereka masyarakat menempati suatu
daerah tertentu dan dipimpin oleh suatu pemerintahan dalam mewujudkan tujuan
yang sama. Manusia yang menempati daerah tersebut wajib memiliki rasa cinta
terhadap daerah tempat tinggalnya. Pada era perkembangan globalisasi, semua
masyarakat memerlukan kerjasama dengan negaranya. Agar negara tersebut dapat
bersaing dengan negara lain yang ada di dunia. Begitu pula dengan negara
Indonesia. Dengan segala kemampuannya, bangsa Indonesia berusaha mendapatkan
prestasi di mata dunia. Dengan berbagai macam keragaman berupa ras, suku,
bahasa, budaya , agama dan potensi, masyarakat Indonesia bersatu padu
mengharumkan nama baik negara ini. Akan tetapi, banyak para generasi muda
Indonesia yang mengacuhkan budaya bangsa Indonesia dan memilih budaya dari
bangsa asing. Mereka cenderung menomor duakan kebudayaan bangsa Indonesia dan
mengidolakan artis asing yang dilihat dari sisi budaya banyak yang tidak sesuai.
Dari permasalahan tersebut maka penulis membahas sebuah makalah yang berjudul
“Upaya Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air Terhadap Anak Sekolah Dasar”. Makalah
ini akan membahas bagaimana budaya dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air
melalui ilmu seni dan budayabangsa yaitu music Angklung.
B. Rumusan Masalah
·
Pengertian budaya , alat music angling serta sejarah angklung ?
·
Bagaimana keterkaitan cinta tanah air dengan ikut melestarikan
seni music angklung ?
·
Kenapa terjadi rendahnya minat serta ketertarikan generasi muda
Indonesia terhadap Seni dan Budaya Indonesia ?
C. Batasan masalah
Di makalah ini saya akan
membahas tentang pengertian budaya , pengertian angklung serta sejarah
angklung dan keterkaitanya dengan
tumbuhnya rasa cinta tanah air.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN BUDAYA
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan
ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi
budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra
yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
“individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang
dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut
membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya
yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan
hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat
B.
Pengertian
dan sejarah Angklung
Angklung adalah alat musik
terbuat dari dua tabung bambu yang ditancapkan pada sebuah bingkai yang juga
terbuat dari bambu. Tabung-tabung tersebut diasah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan nada yang beresonansi jika dipukulkan. Dua tabung tersebut
kemudian ditala mengikuti tangga nada oktaf. Untuk memainkannya, bagian bawah
dari bingkai ini dipegang oleh satu tangan, sementara tangan yang lain
menggoyangkan angklung secara cepat dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya. Hal
ini akan menghasilkan suatu nada yang berulang. Dengan demikian, dibutuhkan
sebanyak tiga atau lebih pemain angklung dalam satu ensembel, untuk
menghasilkan melodi yang lengkap. Angklung telah populer di seluruh Asia
Tenggara, namun sesungguhnya berasal dari Indonesia dan telah dimainkan oleh
etnis Sunda di Provinsi Jawa Barat sejak zaman dahulu. Kata “angklung” berasal
dari dua kata “angka” dan “lung”. Angka berarti “nada”, dan lung berarti
“putus” atau “hilang”. Angklung dengan demikian berarti “nada yang terputus”.
Pada
perioda Hindu dan Kerajaan Sunda, Jawa Barat, angklung memegang peranan sangat
penting pada beberapa upacara ritual masyarakat Sunda dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai perantara dalam ritual, angklung dimainkan untuk
menghormati Dewi Sri, dewi kesuburan, dengan harapan agar negeri dan kehidupan
mereka dapat diberkati. Di kemudian hari, menurut Kidung Sunda, alat musik ini
juga digunakan oleh Kerajaan Sunda untuk penyemangat dalam situasi pertempuran
di Perang Bubat.
Angklung
tertua yang masih ada sampai kini ialah Angklung Gubrag. Angklung ini dibuat
pada abad ke-17 di Jasinga,Bogor. Pada saat ini, beberapa angklung dari zaman
dahulu masih tersimpan di Museum Sri Baduga, Bandung.
Seiring
berjalannya waktu, angklung telah menarik banyak perhatian di dunia
internasional. Pada tahun 1938, Daeng Soetigna, dari Bandung, menciptakan
angklung yang berdasarkan tangga nada diatonik, alih-alih menggunakan tangga
nada tradisional pélog atau saléndro. Sejak saat itu, angklung digunakan untuk
tujuan pendidikan dan hiburan, dan bahkan dapat pula dimainkan bersama dengan
alat-alat musik Barat dalam orkestra. Salah satu penampilan angklung dalam
orkestra yang sangat terkenal ialah pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung
tahun 1955. Udjo Ngalagena, seorang murid dari Daeng Soetigna, kemudian membuka
“Saung Angklung” (Rumah Angklung) pada tahun 1966 sebagai pusat pengembangan
angklung. UNESCO menetapkan angklung sebagai Karya Budaya Takbenda dan
Warisan Budaya Dunia pada tanggal 18 November 2010. Di samping itu,
UNESCO menyarankan dengan sangat kepada Indonesia untuk senantiasa menjaga dan
melestarikan karya dan warisan budayanya. Sejarah telah membuktikan bagaimana
music angklung lahir di tanah air Indonesia dan sudah dimainkan oleh nenek
moyang bangsa. Bangsa internasional pun sudah mengakui bahwa angklung milik
Indonesia , bahkan kepedulian bangsa asing terhadap seni music angklung sangat
baik daripada bangsa muda nya sendiri terutama generasi mudanya.
C.
Rendahnya
minat remaja terhadap seni dan budaya Indonesia
Menurut
Hidayato mengatakan, para remaja saat ini cenderung menyukai sampai meniru
kebudayaan luar. Adanya fasilitas seperti internet, televisi, radio, majalah
yang banyak menampilkan kebudayaan asing, membuat para remaja tidak dapat
membendung rasa keingintahuan mereka untuk mencoba dan meniru kebudayaan asing
tersebut. Sehingga kebudayaan lokal menjadi tidak mereka sukai, dan mereka
cenderung menganggap kebudayaan lokal sebagai kebudayaan kuno atau ketinggalan
jaman, sedangkan kebudayaan asing mereka anggap sebagai kebudayaan yang modern
& maju.
Kebudayaan
luar itu seharusnya di sikapi dengan cermat, apakah kebudayaan asing ini
bertentangan dengan kebudayaan lokal atau tidak, bukan langsung diterima begitu
saja. Jika tidak bertentangan dengan lokal kita bisa mengolah kebudayaan asing
tersebut dengan kebudayaan lokal, dan menciptakan suatu perpaduan yang unik
sehingga para remaja tidak merasa bosan dengan kebudayaan lokal. Pengaruh globalisasi juga berdampak rendahnya
minat generasi muda terhadap seni budaya bangsa. Filterisasi buday asing
terhadap buday bangsa yang tidak sesuai kaidah dan norma bangsa membuat arus
globalisasi tidak dapat terbendung. Dampak Globalisasi dalam bidang Sosial
Budaya :Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam
masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang.
Pengaruh globalisasi sosial dan budaya. Globalisasi dapat memperluas kawasan
budaya. Globalisasi dapat timbulkan dampak negative.
1.
Akibat
dari pengaruh globalisasi:
* Disorientasi, dislokasi atau
krisis social-budaya dalam masyarakat.
* Berbagai ekspresi social budaya
asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya.
* Semakin merebaknya gaya hidup
konsumerisme dan hedonisme.
2.
Sisi
negative globalisasi budaya:
·
Akibatkan erosi budaya
·
Lenyapnya identitas cultural nasional dan local
·
Kehilangan arah sbg bangsa yang memiliki jati diri.
·
Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
·
Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant.
D.
Keterkaitan
cinta tanah air terhadap pelestarian seni music Angklung
Penduduk
Indonesia yang besar jumlahnya dengan beraneka ragam budaya merupakan kekayaan
yang tidak ternilai harganya. Kebudayaan tanah Pasundan Angklung merupakan akar
budaya bangsa yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Didalam mengisi
kemerdekaan kita mempunyai kewajiban uuntuk mempertahankan dan melestarikan
budaya angklung sebagai rasa cinta tanah air kita. Keterkaitan rasa cinta tanah
air dengan pelestarian juga merupakan kewajiban bela Negara. Pelestarian budaya
ini tak kalah penting nya daripada kewajiban kita terhadap kewajiban bela Negara.
Dengan kita ikut melestarikan budaya bahkan membuat nya terkenal dan dikenal di
mata dunia internasional. Maka kita menghargai serta memahami nilai-nlai budaya
nenek moyang kita. Sama halnya jika kita mengargai dan memahami serta mencintai
nilai-nilai Pancasila , yang Pancasila juga merupakan budaya adaptif bangsa
kita sendiri.
Kita
harus bangga apabila budaya kita di tampilkan di Negara lain. Mencintai budaya
bangsa dapat diwujudkan dengan berbagai aktivitas, di antaranya mengadakan
pementasan kesenian daerah, mengadakan lomba busana adat, dan mengadakan
berbagai upacara adat perkawinan, khitanan, dan selamatan secara ke daerahan. Selain mencintai bdaya bangsa kita juga harus menanamkan budaya bangsa
·
Melestarikan
Budaya
Kita
tahu bahwa Angklung pernah di anggap sebagai seni budaya Negara Malaysia ,
kenapa bisa terjadi ? itu karena bangsa Malaysia tahu bahwa kita tidak
benar-benar melestarikan seni music angklung hingga ia berani menyatakan hak
cipta angklung menjadi milik mereka. Hal ini merupakan kesalahan bangsa
terhadap kelalaian kita menjaga kebudayaan bangsa, dengan kita mempelajari music
angklung dan juga melestarikan nya merupakan tanggung jawab kita sebagai bangsa
yang berdaulat.
·
Mengharumkan
nama bangsa
Mengharumkan
nama bangsa tidak sesulit yang kita bayangkan. Mengharumkan nama bangsa tidak
selalu harus dari hal-hal yang susah. Kita sebagai warga tidak harus bahwa kita
harus mengusai Kimia, Biologi, Matematika ataupun pelajaran yang sangat susah
kita kuasai, untuk mengharumkan nama bangsa kita sesuaikan saja dengan bakat
dan minat masing-masing, asalkan dilakukan dengan serius dengan begitu kita
akan terasa dan bukan tidak munngkin kalau disuatu saat nanti kita yang dengan
bakat kita, kita akan mengharunkan nama bangsa. Contohnya mengharumkan budaya
bangsa di dunia internasional diman music angklung pernah di pentaskan dan
pernah mendapat penghargaan di dunia internsional.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Cinta tanah air berarti rela berkorban untuk tanah air dan
membela dari segala macam ancaman dan gangguan yang datang dari bangsa manapun.
Definisi lain mengatakan bahwa Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan,
rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki
oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku
membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan
melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.
Perlunya cinta tanah air harus ditekankan bagi remaja karena
itu akan membangung jiwa cinta tanah airnya pada bangsa ini dan dari perlunya
kecintaan kita pada Negara kita nantinya akan membuat Negara kita sendiri
menjadi kebanggaan orang lain bahkan orang yang dari Negara lain.
Ada beberapa contoh kasus-kasus yang dapat kita ambil
sebagai panutan yang dapat membentuk jiwa kecintaan pada Negara kita sendiri,
yaitu ;
Bangga menjadi warga Negara
Indonesia
Melestarikan Budaya seni dan budaya
Menggunakan prodak dalam negeri
Hemat Energi
Mengharumkan Nama Bangsa
B. Saran-saran
Harus kita renungkan bersama bahwa
rendahnya minat terhadap seni dan budaya bukan hanya kesalahan generasi muda
saja namun juga ada kesalahan system dalah hal program pendidikan serta
gagalnya pemerintah menyaring budaya yang tidak sesuai dengan budaya kita.
Dibutuhkan penerapan ekskul seni budaya yang menyeluruh serta pengaplikasikan
kebijakan atau program yang jangan setengah hati atau hanya “ hangat tai ayam “
dibuthkan komitmen dan konsistensi terhadap kebudayaan angklung dan budaya
bangsa yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar