Rabu, 30 April 2014

UPAYA MENANAMKAN RASA CINTA TANAH AIR MELALUI ALAT MUSIK ANGKLUNG



MAKALAH
UNIVERSITAS GUNADARMA
TEMA : MENUMBUHKAN KESADARAN AKAN CINTA TANAH AIR
JUDUL       : UPAYA MENANAMKAN RASA CINTA TANAH AIR
MELALUI ALAT MUSIK ANGKLUNG












 















NAMA       : ERNESTINA FORTUNE A
KELAS       : 2EA11
NPM           : 12212544
                                                               

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kelimpahan karunianya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul . Saya sadari makalah ini belum sempurna , maka dari itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terima kasih.



                                                                                    Jakarta , 17 April 2014






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam kehidupan, setiap manusia memiliki rasa cinta terhadap siapapun dan apapun. Baik cinta terhadap sesama, makhluk hidup lain, maupun pada negara. Negara merupakan suatu kesatuan dimana sekelompok manusia yang menyebut diri mereka masyarakat menempati suatu daerah tertentu dan dipimpin oleh suatu pemerintahan dalam mewujudkan tujuan yang sama. Manusia yang menempati daerah tersebut wajib memiliki rasa cinta terhadap daerah tempat tinggalnya. Pada era perkembangan globalisasi, semua masyarakat memerlukan kerjasama dengan negaranya. Agar negara tersebut dapat bersaing dengan negara lain yang ada di dunia. Begitu pula dengan negara Indonesia. Dengan segala kemampuannya, bangsa Indonesia berusaha mendapatkan prestasi di mata dunia. Dengan berbagai macam keragaman berupa ras, suku, bahasa, budaya , agama dan potensi, masyarakat Indonesia bersatu padu mengharumkan nama baik negara ini. Akan tetapi, banyak para generasi muda Indonesia yang mengacuhkan budaya bangsa Indonesia dan memilih budaya dari bangsa asing. Mereka cenderung menomor duakan kebudayaan bangsa Indonesia dan mengidolakan artis asing yang dilihat dari sisi budaya banyak yang tidak sesuai. Dari permasalahan tersebut maka penulis membahas sebuah makalah yang berjudul “Upaya Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air Terhadap Anak Sekolah Dasar”. Makalah ini akan membahas bagaimana budaya dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui ilmu seni dan budayabangsa yaitu music Angklung.

B. Rumusan Masalah
·         Pengertian budaya , alat music angling serta sejarah angklung ?
·         Bagaimana keterkaitan cinta tanah air dengan ikut melestarikan seni music angklung ?
·         Kenapa terjadi rendahnya minat serta ketertarikan generasi muda Indonesia terhadap Seni dan Budaya Indonesia ?

C. Batasan masalah
Di makalah ini saya akan membahas tentang pengertian budaya , pengertian angklung serta sejarah angklung  dan keterkaitanya dengan tumbuhnya rasa cinta tanah air.










BAB II
PEMBAHASAN


A.   PENGERTIAN  BUDAYA

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat

B.   Pengertian dan sejarah Angklung
Angklung adalah alat musik terbuat dari dua tabung bambu yang ditancapkan pada sebuah bingkai yang juga terbuat dari bambu. Tabung-tabung tersebut diasah sedemikian rupa sehingga menghasilkan nada yang beresonansi jika dipukulkan. Dua tabung tersebut kemudian ditala mengikuti tangga nada oktaf. Untuk memainkannya, bagian bawah dari bingkai ini dipegang oleh satu tangan, sementara tangan yang lain menggoyangkan angklung secara cepat dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya. Hal ini akan menghasilkan suatu nada yang berulang. Dengan demikian, dibutuhkan sebanyak tiga atau lebih pemain angklung dalam satu ensembel, untuk menghasilkan melodi yang lengkap. Angklung telah populer di seluruh Asia Tenggara, namun sesungguhnya berasal dari Indonesia dan telah dimainkan oleh etnis Sunda di Provinsi Jawa Barat sejak zaman dahulu. Kata “angklung” berasal dari dua kata “angka” dan “lung”. Angka berarti “nada”, dan lung berarti “putus” atau “hilang”. Angklung dengan demikian berarti “nada yang terputus”.
Pada perioda Hindu dan Kerajaan Sunda, Jawa Barat, angklung memegang peranan sangat penting pada beberapa upacara ritual masyarakat Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai perantara dalam ritual, angklung dimainkan untuk menghormati Dewi Sri, dewi kesuburan, dengan harapan agar negeri dan kehidupan mereka dapat diberkati. Di kemudian hari, menurut Kidung Sunda, alat musik ini juga digunakan oleh Kerajaan Sunda untuk penyemangat dalam situasi pertempuran di Perang Bubat.
Angklung tertua yang masih ada sampai kini ialah Angklung Gubrag. Angklung ini dibuat pada abad ke-17 di Jasinga,Bogor. Pada saat ini, beberapa angklung dari zaman dahulu masih tersimpan di Museum Sri Baduga, Bandung.
Seiring berjalannya waktu, angklung telah menarik banyak perhatian di dunia internasional. Pada tahun 1938, Daeng Soetigna, dari Bandung, menciptakan angklung yang berdasarkan tangga nada diatonik, alih-alih menggunakan tangga nada tradisional pélog atau saléndro. Sejak saat itu, angklung digunakan untuk tujuan pendidikan dan hiburan, dan bahkan dapat pula dimainkan bersama dengan alat-alat musik Barat dalam orkestra. Salah satu penampilan angklung dalam orkestra yang sangat terkenal ialah pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Udjo Ngalagena, seorang murid dari Daeng Soetigna, kemudian membuka “Saung Angklung” (Rumah  Angklung) pada tahun 1966 sebagai pusat pengembangan angklung. UNESCO menetapkan angklung sebagai Karya Budaya Takbenda dan Warisan Budaya Dunia pada tanggal 18 November 2010. Di samping itu, UNESCO menyarankan dengan sangat kepada Indonesia untuk senantiasa menjaga dan melestarikan karya dan warisan budayanya. Sejarah telah membuktikan bagaimana music angklung lahir di tanah air Indonesia dan sudah dimainkan oleh nenek moyang bangsa. Bangsa internasional pun sudah mengakui bahwa angklung milik Indonesia , bahkan kepedulian bangsa asing terhadap seni music angklung sangat baik daripada bangsa muda nya sendiri terutama generasi mudanya.

C.   Rendahnya minat remaja terhadap seni dan budaya Indonesia
Menurut Hidayato mengatakan, para remaja saat ini cenderung menyukai sampai meniru kebudayaan luar. Adanya fasilitas seperti internet, televisi, radio, majalah yang banyak menampilkan kebudayaan asing, membuat para remaja tidak dapat membendung rasa keingintahuan mereka untuk mencoba dan meniru kebudayaan asing tersebut. Sehingga kebudayaan lokal menjadi tidak mereka sukai, dan mereka cenderung menganggap kebudayaan lokal sebagai kebudayaan kuno atau ketinggalan jaman, sedangkan kebudayaan asing mereka anggap sebagai kebudayaan yang modern & maju.
Kebudayaan luar itu seharusnya di sikapi dengan cermat, apakah kebudayaan asing ini bertentangan dengan kebudayaan lokal atau tidak, bukan langsung diterima begitu saja. Jika tidak bertentangan dengan lokal kita bisa mengolah kebudayaan asing tersebut dengan kebudayaan lokal, dan menciptakan suatu perpaduan yang unik sehingga para remaja tidak merasa bosan dengan kebudayaan lokal.  Pengaruh globalisasi juga berdampak rendahnya minat generasi muda terhadap seni budaya bangsa. Filterisasi buday asing terhadap buday bangsa yang tidak sesuai kaidah dan norma bangsa membuat arus globalisasi tidak dapat terbendung. Dampak Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya :Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Pengaruh globalisasi sosial dan budaya. Globalisasi dapat memperluas kawasan budaya. Globalisasi dapat timbulkan dampak negative.

1.      Akibat dari pengaruh globalisasi:
* Disorientasi, dislokasi atau krisis social-budaya dalam masyarakat.
* Berbagai ekspresi social budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya.
* Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.

2.      Sisi negative globalisasi budaya:
· Akibatkan erosi budaya
· Lenyapnya identitas cultural nasional dan local
· Kehilangan arah sbg bangsa yang memiliki jati diri.
· Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
· Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant.

D.   Keterkaitan cinta tanah air terhadap pelestarian seni music Angklung
Penduduk Indonesia yang besar jumlahnya dengan beraneka ragam budaya merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya. Kebudayaan tanah Pasundan Angklung merupakan akar budaya bangsa yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Didalam mengisi kemerdekaan kita mempunyai kewajiban uuntuk mempertahankan dan melestarikan budaya angklung sebagai rasa cinta tanah air kita. Keterkaitan rasa cinta tanah air dengan pelestarian juga merupakan kewajiban bela Negara. Pelestarian budaya ini tak kalah penting nya daripada kewajiban kita terhadap kewajiban bela Negara. Dengan kita ikut melestarikan budaya bahkan membuat nya terkenal dan dikenal di mata dunia internasional. Maka kita menghargai serta memahami nilai-nlai budaya nenek moyang kita. Sama halnya jika kita mengargai dan memahami serta mencintai nilai-nilai Pancasila , yang Pancasila juga merupakan budaya adaptif bangsa kita sendiri.
Kita harus bangga apabila budaya kita di tampilkan di Negara lain. Mencintai budaya bangsa dapat diwujudkan dengan berbagai aktivitas, di antaranya mengadakan pementasan kesenian daerah, mengadakan lomba busana adat, dan mengadakan berbagai upacara adat perkawinan, khitanan, dan selamatan secara ke daerahan.  Selain mencintai bdaya bangsa kita juga  harus menanamkan budaya bangsa




·         Melestarikan Budaya
Kita tahu bahwa Angklung pernah di anggap sebagai seni budaya Negara Malaysia , kenapa bisa terjadi ? itu karena bangsa Malaysia tahu bahwa kita tidak benar-benar melestarikan seni music angklung hingga ia berani menyatakan hak cipta angklung menjadi milik mereka. Hal ini merupakan kesalahan bangsa terhadap kelalaian kita menjaga kebudayaan bangsa, dengan kita mempelajari music angklung dan juga melestarikan nya merupakan tanggung jawab kita sebagai bangsa yang berdaulat.

·         Mengharumkan nama bangsa

Mengharumkan nama bangsa tidak sesulit yang kita bayangkan. Mengharumkan nama bangsa tidak selalu harus dari hal-hal yang susah. Kita sebagai warga tidak harus bahwa kita harus mengusai Kimia, Biologi, Matematika ataupun pelajaran yang sangat susah kita kuasai, untuk mengharumkan nama bangsa kita sesuaikan saja dengan bakat dan minat masing-masing, asalkan dilakukan dengan serius dengan begitu kita akan terasa dan bukan tidak munngkin kalau disuatu saat nanti kita yang dengan bakat kita, kita akan mengharunkan nama bangsa. Contohnya mengharumkan budaya bangsa di dunia internasional diman music angklung pernah di pentaskan dan pernah mendapat penghargaan di dunia internsional.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cinta tanah air berarti rela berkorban untuk tanah air dan membela dari segala macam ancaman dan gangguan yang datang dari bangsa manapun. Definisi lain mengatakan bahwa Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.
Perlunya cinta tanah air harus ditekankan bagi remaja karena itu akan membangung jiwa cinta tanah airnya pada bangsa ini dan dari perlunya kecintaan kita pada Negara kita nantinya akan membuat Negara kita sendiri menjadi kebanggaan orang lain bahkan orang yang dari Negara lain.
Ada beberapa contoh kasus-kasus yang dapat kita ambil sebagai panutan yang dapat membentuk jiwa kecintaan pada Negara kita sendiri, yaitu ;

Bangga menjadi warga Negara Indonesia
Melestarikan Budaya seni dan budaya
Menggunakan prodak dalam negeri
Hemat Energi
Mengharumkan Nama Bangsa

B. Saran-saran
Harus kita renungkan bersama bahwa rendahnya minat terhadap seni dan budaya bukan hanya kesalahan generasi muda saja namun juga ada kesalahan system dalah hal program pendidikan serta gagalnya pemerintah menyaring budaya yang tidak sesuai dengan budaya kita. Dibutuhkan penerapan ekskul seni budaya yang menyeluruh serta pengaplikasikan kebijakan atau program yang jangan setengah hati atau hanya “ hangat tai ayam “ dibuthkan komitmen dan konsistensi terhadap kebudayaan angklung dan budaya bangsa yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar